Dianggap Bertanggung Jawab, Armatim Desak Nico Afinta Dicopot, Bukan Dipindahkan

oleh -19 Dilihat

Soccernesia.com -Wow Dianggap Bertanggung Jawab, Armatim Desak Nico Afinta Dicopot, Bukan Dipindahkan

H. Erwan dalam demonstrasi Tragedi Kanjuruhan. (ist)

BACAMALANG.COM – Dianggap ikut bertanggung jawab atas Tragedi Kanjuruhan, Pendukung Arema Timur Korwil Poncokusumo Kabupaten Malang (Armatim) mendesak Nico Afinta dipecat, bukan dipindahkan saja.

“Kami heran, kenapa Irjen Pol Nico Afinta hanya diberikan sanksi mutasi? Harusnya dicopot dari kepolisian,” kata koordinator aksi, H. Erwan.

Sebagai informasi, Armatim melakukan aksi bungkam untuk mendesak Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mencopot mantan Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta.

Meski Malang dalam suasana hujan, massa melakukan aksi tegas dan tidak membubarkan diri.

Seperti diketahui, tragedi Kanjuruhan dalam dunia persepakbolaan Indonesia yang menewaskan ratusan penonton sepak bola usai laga Arema FC vs Persebaya dan melukai ratusan lainnya, telah memasuki bulan kedua.

Hingga kini, peristiwa berdarah yang mencoreng nama baik sepak bola Indonesia terus bergulir.

Nico dianggap sebagai orang yang paling bertanggung jawab atas tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang. “Kami menuntut Kapolri memecat, bukan memindahkan Irjen Nico Afinta dari Polri. Kasus ini menjadi bukti bahwa mantan Kapolda Jatim itu lalai dalam menjaga keamanan,” katanya.

Mantan Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta sempat menyampaikan kepada masyarakat bahwa penembakan gas air mata sudah sesuai prosedur alias diperbolehkan.

Padahal, aturan di dunia sepakbola secara tegas melarang penggunaan gas air mata di stadion. Menurut aturan FIFA, penggunaan gas air mata selama pertandingan sepak bola dilarang.

H. Erwan mengatakan aturan FIFA secara jelas tertuang dalam aturan pasal 19 (B) tentang keamanan di lapangan.

Bunyinya, ‘Senjata api atau ‘gas pengendali massa’ tidak boleh dibawa atau digunakan,” kata H. Erwan.

Meski, tiga hari setelah tragedi berdarah itu, Kapolres Jatim meminta maaf kepada masyarakat, khususnya suporter Aremania. “Permintaan maaf saja tidak cukup, ini menyangkut ratusan nyawa manusia, tidak bisa ditolerir,” pungkasnya. (*/telah)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *